Contoh Kasus Sistem
Terdistribusi
Pada Mesin ATM
(Asynchronous Transfer Mode)
Pengertian
Sistem Terdistribusi
Sistem Terdistribusi terdiri dari dua
kata yaitu “ Sistem” dan “Terdistribusi”. Sistem terdistribusi merupakan
sekumpulan elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan
membentuk satu kesatuan untuk menyelesaikan satu tujuan yang spesifik atau
menjalankan seperangkat fungsi. Adapun terdistribusi berasal dari kata
“distribusi” yang merupakan lawan kata “sentralisasi” yang artinya penyebaran,
sirkulasi, penyerahan, pembagian menjadi bagian-bagian kecil. Berawal dari
pengertian kata-kata pembentuknya, Sistem Terdistribusi dapat didefinisikan
sebagai suatu kesatuan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara
sistematis dan teratur untuk mendistribusikan data (Maseleno, 2003).
Sistem terdistribusi adalah
sekumpulan prosesor yang tidak saling berbagi memori atau clock dan terhubung
melalui jaringan komunikasi yang bervariasi, yaitu melalui Local Area Network
ataupun melalui Wide Area Network dan dilengkapi dengan sistem software
tedistribusi untuk membentuk fasilitas komputer terintegrasi.
Tujuam Sistem Terdistribusi
Sistem terdistribusi
dibangun untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, diantaranya :
- Untuk memberikan akses bagi pengguna untuk dapat mengembangkan sumber daya sistem.
- Peningkatan kecepatan komputasi.
- meningkatkan availibilitas atau ketersediaan dan reliabilitas data.
- Mengatasi bottleneck : Dimana tumpukan pekerjaan pada suatu terminal dapat didistribusikan ke terminal-terminal lain.
- Mendukung layanan : Misalnya layanan penjualan dengan menggunakan terminal-terminal yang tersebar diberbagai tempat.
- Mendukung sistem kerja jarak jauh : Misalnya sistem kerja small office home office yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah sehingga tidak harus datang kekantor.
- Memudahkan kerja kelompok : Dengan memudahkan data sharing dan tetap memungkinkan kerjasama walaupun letak anggota kelompok berjauhan.
Contoh Kasus Sistem Terdistribusi
ATM merupakan salah satu contoh sistem terdistribusi.
Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
- ATM menggunakan arsitektur client-server. Mesin ATM sebagai fasilitas yang terhubung langsung dengan client sedangkan sedangkan server merupakan database pusat yang menyimpan seluruh data pelanggan.
- Di setiap mesin ATM akan memunculkan tampilan menu yang sama untuk setiap pelanggan atau penggunanya. Pilihan menu yang dipilih pengguna akan dikenali system sebagai input yang akan digunakan untuk memproses transaksi ke database. Namun agar transaksi berhasil, pengguna harus memasukkan pin yang sesuai dengan kartu ATM.
- Setelah memproses masukan pin dan jika sesuai dengan kartu, maka server akan mengijinkan untuk meneruskan transaksi dengan menampilkan menĂº berikutnya yang berisi pilihan bagi pengguna dalam mengakses data rekeningnya ataupun melakukan transaksi keuangan lainnya.
- Tampilan mulai dari awal sebelum memasukkan pin hingga menĂº-menu pilihan akan sama pada setiap mesin ATM dimanapun (tentunya untuk bank yang sama). Mesin ATM inilah yang menjadi alat pendistribusi informasi yang ada dalam database sehingga dapat tersebar kepada seluruh pelanggan. Sistem ini menggunakan transaksi serial sehingga apabila seorang pengguna melakukan kesalahan, tidak akan merusak data sistem.
Kekurangan dan Kelebihan Sistem Terdistribusi
Disamping memiliki beberapa
keuntungan, sistem terdistribusi juga memiliki beberapa kekurangan, misalnya:
- Jika tidak direncanakan dengan tepat, sistem terdistribusi bisa menurunkan proses komputasi, misalnya jika kegagalan salah satu komputer mempengaruhi komputer-komputer yang lain.
- Troubleshooting menjadi lebih rumit, karena bisa memerlukan koneksi ke komputer lain yang terhubung secara remote, atau menganalisis komunikasi antar komputer.
- Tidak semua proses komputasi cocok untuk dilakukan dalam sistem terdistribusi, karena besarnya keperluan komunikasi dan sinkronisasi antar komputer. Jika bandwith, latency, atau kebutuhan komunikasi terlalu besar, maka performanya bisa menjadi lebih jelek daripada sistem yang tidak terdistribusi sama sekali. Karena itu, lebih baik komputasi dilakukan di sistem yang tidak terdistribusi.
Keuntungan:
- Absolute scalability . Adalah mungkin untuk menciptakan sistem terkluster yang jauh lebih powerful daripada satu komputer standalone yang terbesar sekalipun. Satu kluster bisa terdiri atas puluhan, bahkan ratusan komputer, dan masing-masing adalah multiprosesor.
- Incremental scalability . Kluster diatur sedemikian rupa sehingga bisa dupgrade sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan, tanpa harus mengupgrade keseluruhan sistem sekaligus secara besar-besaran.
- High availability . Karena setiap komputer yang tergabung adalah standalone (mandiri), maka kegagalan salah satu komputer tidak menyebabkan kegagalan sistem.
- Superior price/performance . Dengan konfigurasi yang tepat, dimungkinkan untuk membangun sistem yang jauh lebih powerful atau sama dengan komputer standalone, dengan biaya yang lebih rendah.
Sumber :
- https://vajza.wordpress.com/2010/11/21/contoh-sistem-terdistribusi/
- ftp://ftp.gunadarma.ac.id/linux/docs/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch07s09.html
- https://www.ayoksinau.com/sistem-terdistribusi/
Komentar
Posting Komentar