Nama : Rafli Nur Haqim
Kelas : 4IA24
NPM : 55416958
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis Informatika
Dosen :
Rina Noviana
Sejarah
Gojek
didirikan oleh Nadiem Makarim, warga negara Indonesia lulusan Master of
Business Administration dari Harvard Business School. Ide mendirikan Gojek
muncul dari pengalaman pribadi Nadiem Makarim menggunakan transportasi ojek
hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta. Saat
itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora
Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.
Sebagai
seorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata
sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar
mangkal menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan
penghasilan yang lumayan bila banyak penumpang. Selain itu, ia melihat
ketersediaan jenis transportasi ini tidak sebanyak transportasi lainnya
sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa
ada setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat
adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang
dengan pengemudi ojek.
Pada
tanggal 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi. Pada
saat itu, Gojek masih mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang
dengan pengemudi ojek. Pada pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu,
Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran investasi. Pada tanggal 7 Januari
2015, Gojek akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan iOS untuk
menggantikan sistem pemesanan menggunakan call center.
Pendanaan
Gojek
pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada Juni 2015 dengan
besaran dana yang tidak dipublikasikan.[9] Pada Oktober 2015, Gojek kembali
mendapatkan kucuran dana. Kali ini dari Sequoia Capital dan DST Global yang
juga tidak disebutkan jumlahnya.
Pada
Agustus 2016, Gojek secara resmi mengumumkan pendanaan senilai US$550 juta atau
sekitar Rp7,2 triliun dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital
Group Private Markets dan investor-investor sebelumnya. Dengan adanya pendanaan
tersebut, Gojek resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu
startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat itu, valuasi Gojek
telah mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp17 triliun).
Pada
Januari 2018, Google melalui situs blog resminya mengumumkan bahwa mereka telah
memberikan pendanaan untuk Gojek. Ini merupakan investasi pertama Google kepada
startup di Asia. Kucuran dana tersebut merupakan bagian dari seri pendanaan
yang diikuti oleh Tencent, JD, Temasek, dan Meituan-Dianping yang mencapai
angka US$1,2 miliar (sekitar Rp16 triliun). Dalam pengumumannya, Google tidak
merinci besaran jumlah investasinya kepada Gojek namun sebuah sumber dari
Reuters menyebutkan totalnya sekitar 100 juta dollar AS (sekitar 1,3 triliun).
Tidak
lama setelah Google, pada 12 Februari 2018 Astra Internasional yang merupakan
salah satu perusahaan otomotif nasional mengumumkan investasinya kepada Gojek
senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp2 triliun. Suntikan dana tersebut merupakan
investasi terbesar sepanjang sejarah Astra di sektor digital dan yang terbesar
di Gojek bila dibandingkan dengan investor-investor lainnya sampai pada saat
itu. Pada hari yang sama, Djarum Grup melalui PT Global Digital Niaga (GDN)
yang merupakan anak usaha perusahaan modal ventura Global Digital Prima (GDP)
milik Djarum, juga mengumumkan investasinya kepada Gojek. Dalam pengumuman
tersebut. GDN tidak bersedia mengungkapkan berapa dana yang mereka investasikan
ke Gojek.
Akuisisi dan Investasi
Dalam
upaya melakukan pengembangan aplikasinya, Gojek mengakuisisi beberapa
perusahaan di India dan membuka kantor di Bengaluru, sebuah daerah yang terkenal
sebagai "Silicon Valley nya India". Hubungan Gojek dengan India
bermula pada April 2015, saat Gojek menyewa C42 Engineering, sebuah perusahaan
rekayasa perangkat lunak selama dua bulan di Jakarta untuk membereskan kekutu
(bug) dalam aplikasi mereka. Hubungan ini tercipta berkat Sequoia Capital yang
merupakan salah satu investor Gojek.
Februari
2016, Gojek akhirnya mengakuisisi C42 Engineering beserta CodeIgnition,
perusahaan pengembangan aplikasi di New Delhi yang sebelumnya juga pernah
bekerja untuk Gojek. Kedua perusahaan teknologi ini ditugaskan membantu
meningkatkatkan sistem IT untuk menanggulangi jumlah pengguna yang semakin
banyak. Pada saat itu, pertumbuhan Gojek melaju dengan cepat. Jumlah pengunduh
aplikasinya mencapai 11 juta dengan 200 ribu sopir Gojek. Pada tahun yang sama,
tepatnya pada September 2016 Gojek mengakusisi Pianta, sebuah startup lokal di
India yang menyediakan layanan kesehatan seperti terapi fisik, perawat, hingga
pengumpulan sampel untuk pemeriksaan di laboratorium. Menutup tahun 2016, Gojek
mengakuisisi startup keempatnya di India yaitu LeftShift, perusahaan yang
bergerak di bidang aplikasi Android, iOS, dan situs internet.
Gojek
tidak ingin berhenti hanya sebagai perusahaan transportasi berbasis daring,
namun bertransformasi sebagai sebuah perusahaan financial technology (fintech)
melalui Gopay. Pada akhir tahun 2016 Gojek mengakuisisi Ponselpay, sebuah
perusahaan keuangan milik MVComerce yang telah memiliki lisensi uang elektronik
(e-money) dari Bank Indonesia. Gojek membutuhkan lisensi tersebut guna
mengembangkan Gojek yang telah mereka kembangkan untuk menjadi e-money layaknya
Flazz milik BCA, Brizzi milik BRI, T-Cash milik Telkomsel dan lain-lain.
Pada
15 Desember 2017, Gojek mengumumkan akuisisinya terhadap tiga perusahaan
financial technology yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan untuk mendukung
ekspansi GO-PAY di luar ekosistem Gojek. Kartuku merupakan sebuah perusahaan
penyedia Prosesor Pihak Ketiga atau Third Party Processor (TPP) dan Penyedia
Layanan Pembayaran (PSP). Kartuku yang telah mengoperasikan lebih dari 150 ribu
alat pembayaran di gerai luring (offline) dan telah bekerjasama dengan sembilan
bank acquirer ini, akan difokuskan untuk pengembangan penggunaan Gopay secara
luring.
Midtrans
adalah salah satu perusahaan penyedia jasa pemprosesan pembayaran secara daring
yang telah menjalin kemitraan dengan bank-bank di Indonesia, maskapai
penerbangan, retail e-commerce dan perusahaan-perusahaan fintech. Sementara
Mapan adalah jaringan layanan keuangan berbasis komunitas yang memungkinkan
penggunanya mencicil barang yang mereka ingin beli dalam katalog barang Arisan
Mapan. Mapan yang telah tersedia di 100 kota tersebut difokuskan oleh Gojek
untuk mengakselerasi inklusi keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh
layanan perbankan (unbanked).
Pada
8 Agustus 2017, Gojek mengakuisisi LOKET, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang event management & ticketing. LOKET menghadirkan layanan pemesanan
tiket secara daring, sampai menyediakan gelang RFID untuk pengunjung acara. Langkah
ini diambil Gojek untuk mendorong perkembangan fitur penjualan tiket bioskop
dan acara yang telah mereka miliki melalui GO-TIX.
Pada
tahun 2018, setelah sukses berekspansi ke Vietnam Gojek memperluas jaringan
bisnisnya ke sektor periklanan. Kali ini, Gojek mengakuisisi Promogo, sebuah
layanan pemasangan iklan di kendaraan pada September 2018. Di tahun 2018 pula
tepatnya pada Agustus, Gojek mengkonfirmasi kehadiran GO-Ventures yang
merupakan unit permodalan dari Gojek. Hal ini sama dengan apa yang dilakukan
oleh pesaing terdekatnya, Grab, yang telah memiliki Grab Ventures. Pasca
mengumumkan kehadiran GO-Ventures, Gojek memberi suntikan dana kepada Kumparan,
sebuah startup media daring yang berdiri sejak tahun 2016 dengan nilai
investasi yang tidak disebutkan.
Januari
2019, Gojek mengakuisisi mayoritas saham Coins.ph, startup fintech asal
Filipina senilai US$72 juta atau setara dengan Rp1 triliun. Coins.ph merupakan
fintech berbasis blockchain yang memiliki layanan dompet digital. Mereka telah
memiliki lebih dari 100 ribu merchant yang menerima pembayaran via Coins.ph.
Juli 2019, Gojek dikabarkan telah menyuntikkan dana sebesar US$ 5 juta atau
sekitar Rp70 miliar pada startup bernama Rebel Foods di India. Rebel Foods
merupakan startup "cloud kitchen" yang menjalankan pengantaran
makanan dari ribuan restoran. Pasca mendapatkan suntikan dana dari Gojek, Rebel
Foods juga dikabarkan akan menyiapkan bisnisnya di Indonesia. Pada September,
Gojek menyalurkan dana sebesar US$ 3 juta atau sekitar Rp42 miliar pada
perusahaan fintech Pluang yang sebelumnya bernama EmasDigi.
Ekspansi
Pada
24 Mei 2018, Gojek mengumumkan kepastiannya untuk berekspansi ke empat negara
di Asia Tenggara yaitu Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Gojek
mengaku menyiapkan dana sebesar USD500 juta atau sekitar Rp7,1 triliun untuk
memuluskan langkahnya tersebut. Sebulan kemudian tepatnya pada 25 Juni 2018,
Gojek memperkenalkan GO-Viet di Vietnam dan GET di Thailand sebagai bagian dari
ekspansinya.
Selain
tidak menggunakan nama merek nya seperti yang dilakukan Uber atau Grab, Gojek
juga lebih memilih menggandeng tim lokal untuk menjalankan layanannya di luar
negeri dan memberi kekuatan penuh untuk menetapkan kebijakan sesuai dengan
karakteristik masing-masing negara. Namun, mereka tetap mendapatkan dukungan
teknologi, pengetahuan operasional, dan tentu saja pendanaan dari Gojek.
Sementara itu, kedua perusahaan tersebut berperan memberikan pengetahuan
tentang kondisi pasar lokal.
Pada
12 September 2018, GO-Viet secara resmi diluncurkan di Vietnam setelah
sebelumnya mulai beroperasi di Kota Ho Chi Minh sejak 1 Agustus 2018. Pemilihan
Vietnam sebagai negara pertama dari rencana ekspansi Gojek bukannya tanpa
alasan. Negara ini memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 107 juta
orang dengan penetrasi internetnya sekitar 54%. GO-Viet dipimpin oleh Duc
Nguyen yang pernah bekerja pada Uber sebagai International Launcher untuk
membantu melakukan riset pasar, menjalin kemitraan, analitik pasokan, integrasi
pembayaran, hubungan masyarakat, dan rekrutmen.
Setelah
sukses di Vietnam dan Thailand, Gojek mulai memasuki pangsa pasar Singapura.
Secara resmi, Gojek memulai debutnya di Singapura pada 29 November 2018 dalam
versi beta di wilayah terbatas yang mencakup Central Business District, Jurong
East, Pungol, Ang Mo Kio, dan Sentosa. Pada 10 Januari 2019, Gojek resmi
beroperasi secara menyeluruh di wilayah Singapura. Di sini, Gojek tidak
menjalankan layanan GO-Ride lantaran Pemerintah Singapura tidak mengizinkan
penggunaan sepeda motor untuk transportasi umum.
Kerja Sama
Gojek mengumumkan kerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird pada Mei 2016. Melalui kerjasama tersebut Gojek membuatkan aplikasi untuk pengemudi Blue Bird dan mulai Januari 2017 pengemudi Blue Bird bisa menerima pemesanan dari layanan Gocar milik Gojek. Pada Maret 2017, kedua perusahaan tersebut meningkatkan kerja samanya dengan meluncurkan fitur GO-Blue Bird. Melalui fitur tersebut, pengguna bisa langsung memesan taksi Blue Bird di aplikasi Gojek, tidak akan mendapatkan mitra pengemudi lain seperti hal nya ketika melalui Gocar.
Kerja Sama
Gojek mengumumkan kerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird pada Mei 2016. Melalui kerjasama tersebut Gojek membuatkan aplikasi untuk pengemudi Blue Bird dan mulai Januari 2017 pengemudi Blue Bird bisa menerima pemesanan dari layanan Gocar milik Gojek. Pada Maret 2017, kedua perusahaan tersebut meningkatkan kerja samanya dengan meluncurkan fitur GO-Blue Bird. Melalui fitur tersebut, pengguna bisa langsung memesan taksi Blue Bird di aplikasi Gojek, tidak akan mendapatkan mitra pengemudi lain seperti hal nya ketika melalui Gocar.
Pada
akhir Juli 2019, Gojek mengumumkan kerjasama nya dengan Astra melakukan uji
coba motor listrik sebagai kendaraan driver Gojek. Langkah ini diklaim sebagai
dukungan kedua perusahaan untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebelumnya, Gojek
dan Astra juga mengumumkan kerjasama mereka membentuk layanan GO-Fleet yang
menyediakan kendaraan baru, layanan perawatan hingga perbaikan di bengkel resmi
Astra bagi mitra pengemudi GO-Car. GO-Fleet yang berdiri di bawah naungan PT
Solusi Mobilitas Bangsa ini juga melakukan monetisasi melalui iklan pada badan
kendaraan GO-Car. Mitra pengemudi nantinya akan mendapat insentif dari
pemasangan iklan ini. Sementara kompetitor utama Gojek, yaitu Grab sudah
melakukan hal ini sejak beberapa tahun sebelumnya melalui kerjasama dengan
Stickearn.
Dampak
Riset
oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Indonesia,
tahun 2018, melibatkan 6.732 responden di 9 kota di Indonesia.
Memberikan
Dampak Ekonomi Untuk Indonesia
Gojek
menyumbang sekitar Rp44,2 triliun (US $ 3 miliar) bagi perekonomian Indonesia
pada akhir 2018 *.
Membantu
Anggota Di Ekosistem Kami
Mitra
driver
Sejak
bergabung dengan Gojek, kualitas hidup mitra driver meningkat - 100%. Mitra
driver kami percaya bahwa dengan skema insentif dan kebijakan yang diterapkan
Gojek, mereka dapat menyejahterakan keluarga mereka. Sebagian besar dari mereka
mengklaim bahwa mereka sekarang dapat menyekolahkan anaknya.
Mitra
merchant
Ekosistem
Gojek menunjang pertumbuhan UMKM di Indonesia. Sebesar 93% mitra UMKM mengalami
peningkatan volume transaksi, dan 55% mitra UMKM naik kelas dari sisi
klasifikasi omzet.
Penyedia
jasa
GoLife
bermitra dengan lebih dari 60.000 penyedia layanan. Sejumlah 70% mitra GoLife
adalah perempuan, 90% mitra GoLife merupakan lulusan SMA. Kemudian 1:20
penyedia layanan GoLife adalah talent difabel untuk layanan GoMassage dan
GoAuto. Hal ini menunjukkan Gojek berkomitmen terhadap prinsip kesetaraan dan
non-diskriminasi bagi siapa aja yang mau bergabung ke dalam ekosistem Gojek.
.Layanan
yang ada pada gojek
Tiga Pilar Gojek
Visi
:
“Membantu
memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, mmberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen,
belanja harian, dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut
mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan Indonesia kedepannya”
Misi
:
Menjadikan
PT Gojek Indonesia sebagai jasa transportasi tercepat dalam melayani kebutuhan
masyarakat Indonesia.
Menjadikan
PT Gojek Indonesia sebagai acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur
transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi.
Meningkatkan
kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
Memberikan
layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan
Sumber:
Komentar
Posting Komentar